DevOps Engineering di Indonesia 2025
Gue transisi jadi DevOps Engineer 4 tahun lalu dari backend developer, dan honestly best decision ever. DevOps itu literally jembatan antara development dan infrastructure – lo adalah orang yang bikin developer bisa deploy dengan cepat dan aman. Sekarang dengan cloud adoption yang massive, microservices everywhere, dan Kubernetes jadi standard, permintaan DevOps Engineer lagi explode. Ada 5.000+ posisi terbuka tahun 2025 ini!
Yang bikin gue love DevOps? Pertama, gajinya premium banget – Rp160-450 juta+/tahun, rata-rata 15-25% lebih tinggi dari developer biasa. Kedua, technical variety-nya seru: lo main-main sama cloud (AWS/GCP/Azure), containers (Docker, Kubernetes), automation (Terraform, Ansible), monitoring (Prometheus, Grafana). Gak boring! Ketiga, impact-nya immediate: infrastructure yang lo build directly memungkinkan developer deploy 10x lebih cepat. Lo literally accelerate entire company.
Pasar Indonesia unik. AWS dominan banget di startup dan unicorn (60% market) – Gojek, Tokopedia, semua pake AWS. GCP lagi growing di tech companies modern (25%) – Traveloka heavy GCP user. Azure hadir di multinational dan banks (15%). Yang hot: Kubernetes adoption super cepat – 75% startup sekarang pake K8s. Kalau lo bisa Kubernetes + AWS, lo basically unstoppable di job market.
Kota-kota utama untuk DevOps di Indonesia adalah Jakarta (hub tech utama dengan 55% posisi), Bandung (20%, startup ecosystem yang kuat), Surabaya (12%, e-commerce dan logistics), Yogyakarta (8%, startup dan creative tech), dan Bali (5%, remote workers dan digital nomads). Remote working semakin umum, dengan 70% perusahaan tech menawarkan opsi hybrid atau fully remote.
Indonesia memiliki keunggulan unik dalam ekosistem DevOps Asia Tenggara. Dengan populasi developer terbesar di region (lebih dari 1 juta developers), biaya operasional yang kompetitif, dan zona waktu yang menguntungkan untuk kolaborasi dengan Singapura dan Australia, banyak perusahaan regional menempatkan infrastructure team mereka di Jakarta atau Bandung. Ini menciptakan peluang bagi DevOps Engineer Indonesia untuk bekerja pada infrastruktur regional dengan gaji yang sangat kompetitif.
Gaji DevOps Engineer di Indonesia 2025
Junior DevOps Engineer (0-2 tahun)
Range: Rp160 juta - Rp220 juta/tahun
Junior dengan dasar Linux, Docker, CI/CD dan satu cloud: Rp160-180 juta. Dengan Kubernetes basics, Terraform dan proyek personal/internship: Rp190-220 juta. Jakarta di range tertinggi.
DevOps Engineer (2-5 tahun)
Range: Rp220 juta - Rp320 juta/tahun
Dengan expertise cloud (AWS/GCP/Azure), Kubernetes, Terraform, CI/CD dan monitoring: Rp230-290 juta. Spesialisasi multi-cloud atau SRE practices: Rp300-320 juta.
Senior DevOps Engineer (5+ tahun)
Range: Rp320 juta - Rp450 juta+/tahun
Dengan arsitektur cloud, Kubernetes at scale, team leadership dan automation advanced: Rp330-400 juta. Di unicorn atau multinational dengan expertise niche: Rp420-450 juta+.
DevOps Architect / SRE Lead (7+ tahun)
Range: Rp450 juta - Rp600 juta+/tahun
DevOps Architect, SRE Lead atau Platform Engineering Manager: Rp450-550 juta. Staff/Principal Engineer di unicorn: Rp550-600 juta+ dengan equity.
Premium untuk spesialisasi
SRE (Site Reliability Engineering): +20-25% dari DevOps standar. Fokus pada reliability, SLI/SLO, incident management, dan chaos engineering.
Platform Engineering: +15-20%. Membangun internal platforms, developer experience, self-service infrastructure untuk team engineering besar.
DevSecOps: +15-20%. Security terintegrasi, compliance, vulnerability scanning, policy as code. Sangat dibutuhkan di fintech.
Multi-Cloud: +10-15%. Expertise AWS + GCP + Azure sangat langka dan sangat dihargai, terutama untuk role regional.
Perbandingan gaji berdasarkan kota
Gaji bervariasi signifikan per kota:
- Jakarta: 100% dari range (hub utama, cost of living tinggi)
- Bandung: 90-95% dari range Jakarta (ecosystem startup kuat)
- Surabaya: 85-90% dari range Jakarta (e-commerce hub)
- Remote: 95-100% dari range Jakarta (trend meningkat)
Perlu dicatat bahwa gaji DevOps Engineer di Indonesia untuk perusahaan unicorn dan multinational sering dibayar dalam USD atau SGD, terutama untuk role senior. Ini bisa menghasilkan kompensasi total yang jauh lebih tinggi: Senior DevOps di Gojek, Tokopedia, atau perusahaan tech regional bisa mendapatkan USD $60,000-$100,000+ (setara Rp900 juta - 1.5 miliar+) dengan equity dan bonus.
Skill Esensial untuk DevOps Engineer
Cloud Platform (kuasai minimal satu)
Pilihan cloud platform bergantung pada jenis perusahaan. Di Indonesia, AWS mendominasi di startup dan unicorn tech, sementara GCP populer di tech companies modern. Azure hadir terutama di multinational dan enterprise besar.
AWS (paling banyak diminta - 60% lowongan): EC2, S3, RDS, Lambda, ECS/EKS, VPC, IAM, CloudFormation/CDK. Cloud paling populer di startup Indonesia dan unicorn seperti Gojek, Tokopedia. Skill kunci: mengelola infrastruktur scalable, serverless architecture, networking advanced. Sertifikasi AWS (Solutions Architect, DevOps Engineer) sangat dihargai dan bisa meningkatkan gaji 15-20%. Hampir semua unicorn Indonesia menggunakan AWS sebagai primary cloud.
GCP (25% - tech companies modern): Compute Engine, GKE, Cloud Run, BigQuery, Cloud Functions. Populer di startup tech modern dan companies yang fokus pada data/ML seperti Traveloka. Skill kunci: Kubernetes-native deployment, data engineering, serverless dengan Cloud Run, BigQuery untuk analytics. GCP dihargai untuk integrasi dengan data analytics dan ML tools. Many tech companies memilih GKE karena Kubernetes-native dan easier management.
Azure (15% - multinational): VMs, Storage, AKS, Azure DevOps, Active Directory. Hadir terutama di perusahaan multinational, banks, dan enterprise besar dengan ekosistem Microsoft. Skill kunci: integrasi dengan Microsoft ecosystem, hybrid cloud, governance dan compliance. Azure DevOps sering digunakan untuk CI/CD di enterprise. Meskipun market share lebih kecil, posisi Azure DevOps sering membayar premium karena kurangnya talent.
Container & Orchestration
Dengerin, kalau lo mau kerja DevOps di 2025, lo HARUS bisa Docker dan Kubernetes. Gak bisa tawar-menawar lagi. Dulu gue pikir containers itu "nice to have" – salah besar. Sekarang 98% job posting nyebut Docker, dan 75% minta Kubernetes experience. Container udah jadi standard buat application deployment di Indonesia. Semua perusahaan modern pake Docker, dan Kubernetes rapidly jadi requirement for mid-senior positions.
Docker (esensial - 98% lowongan): Dockerfile multi-stage, image optimization, container registries (Docker Hub, ECR, GCR), docker-compose untuk development. Skill kunci: membangun images yang efficient dan secure, mengelola layers, best practices untuk security (vulnerability scanning, non-root users). Docker adalah fondasi fundamental – tanpa skill ini sangat sulit mendapat pekerjaan DevOps. Setiap DevOps Engineer Indonesia harus sangat mahir dengan Docker.
Kubernetes (75% lowongan): Pod, Deployment, Service, ConfigMap, Secret, Ingress, PersistentVolume. Tools essential: Helm (package manager), Kustomize (configuration), kubectl (CLI). Advanced skills: networking (CNI - Calico, Cilium), storage (CSI), security (RBAC, Pod Security Policies), troubleshooting. Kubernetes telah menjadi de facto standard untuk container orchestration – mayoritas posisi mid-senior membutuhkannya. Di Indonesia, hampir semua unicorn dan scale-up menggunakan Kubernetes untuk production workloads.
Managed Kubernetes: EKS (AWS), GKE (GCP), AKS (Azure). Perusahaan Indonesia lebih memilih managed services untuk mengurangi operational overhead. Skill kunci: cluster configuration, integrasi dengan cloud services (IAM, load balancers, storage), upgrades dan patching, cost optimization. GKE sangat populer di Indonesia karena ease of use dan Kubernetes-native, sementara EKS dominan di perusahaan yang sudah AWS-heavy seperti Bukalapak dan OVO.
Infrastructure as Code (IaC)
Infrastructure as Code adalah fundamental untuk DevOps modern. Memungkinkan pengelolaan infrastruktur sebagai code: versioned, testable, reproducible. Di Indonesia, Terraform adalah market standard, tetapi Ansible masih penting untuk configuration management.
Terraform (70% lowongan): Leader yang tidak terbantahkan untuk provisioning multi-cloud infrastructure. Skill kunci: HCL (HashiCorp Configuration Language), reusable modules, state management (remote backend S3/GCS), workspaces untuk multi-environment, importing existing resources. Best practices: menggunakan modules, mengelola remote state, implementing locking, code review untuk infrastructure changes. Terraform praktis wajib untuk posisi DevOps modern. Gojek, Tokopedia, dan hampir semua unicorn Indonesia heavily menggunakan Terraform.
Ansible (35% lowongan): Configuration management dan automation. Skill kunci: YAML playbooks, inventory management, roles dan collections, Ansible Vault untuk secrets, idempotency. Sering digunakan kombinasi dengan Terraform: Terraform provisions infrastructure, Ansible configures servers. Masih sangat present di perusahaan dengan on-premise atau hybrid infrastructure, terutama di banks dan traditional enterprises.
Cloud-native IaC: CloudFormation (AWS - untuk complex AWS infrastructure), Pulumi (multi-cloud modern - menggunakan general-purpose languages seperti Python, TypeScript, Go). Pulumi sedang berkembang di Indonesia terutama di startup yang developer-heavy, karena memungkinkan menggunakan bahasa programming familiar untuk infrastructure. Beberapa startup Indonesia sudah adopt Pulumi untuk better developer experience.
CI/CD Pipeline
Continuous Integration dan Continuous Deployment adalah jantung dari DevOps. Di Indonesia landscape-nya cukup varied: GitLab CI populer untuk completeness-nya, Jenkins untuk legacy companies, GitHub Actions untuk modern startups, dan CircleCI di tech companies.
GitLab CI (40% - sangat populer): .gitlab-ci.yml, multi-stage pipelines, runners (shared, specific), cache dan artifact management. Skill kunci: optimisasi build time, parallel jobs, environment-specific deployment, integration testing. GitLab menawarkan solusi DevOps lengkap (repo, CI/CD, registry, security scanning) – sangat populer di Indonesia karena all-in-one solution. Bukalapak, OVO, dan banyak startup Indonesia menggunakan GitLab CI sebagai primary CI/CD.
GitHub Actions (30% - modern startups): Workflow YAML, actions marketplace, GitHub-native integration, self-hosted runners. Pertumbuhan cepat berkat native integration dengan GitHub dan ease of use. Skill kunci: reusable workflows, matrix builds, security dengan GitHub Secrets, caching strategies. Banyak startup Indonesia yang GitHub-first mengadopsi GitHub Actions untuk simplicity dan ecosystem yang kuat.
Jenkins (25% - legacy tapi masih ada): Jenkinsfile, declarative/scripted pipelines, plugin ecosystem, distributed builds. Masih sangat digunakan di traditional companies dan banks dengan legacy infrastructure. Skill kunci: credential management, integrasi dengan external tools, Groovy scripting, maintenance dan Jenkins upgrades. Meskipun legacy, Jenkins masih sangat prevalent di enterprise Indonesia.
CircleCI (15% - tech companies): .circleci/config.yml, orbs untuk reusable configuration, parallelism, Docker layer caching. Populer di tech companies dan teams yang menghargai performance dan developer experience. Gojek dan beberapa unicorn Indonesia menggunakan CircleCI untuk fast build times dan excellent Docker support.
GitOps (emerging trend): ArgoCD, Flux untuk declarative Kubernetes deployment. Skill kunci: Git sebagai single source of truth, automated sync, automatic rollback, multi-cluster management. GitOps sedang menjadi standard untuk Kubernetes deployment – skill yang sangat dihargai. Tokopedia dan beberapa tech companies di Indonesia sudah heavily adopt ArgoCD untuk GitOps workflow.
Monitoring & Observability
Observability telah menjadi central dalam pekerjaan DevOps – diperkirakan 70% waktu dihabiskan untuk monitoring, troubleshooting, dan incident response. Skills di area ini critical dan sangat dihargai.
Prometheus + Grafana (standar Kubernetes): Prometheus untuk metrics collection, Grafana untuk visualisasi dan dashboards, Alertmanager untuk alerting. Skill kunci: PromQL (query language), exporters untuk aplikasi, service discovery, recording rules, retention management. Stack fundamental untuk monitoring Kubernetes infrastructure – praktis wajib. Hampir setiap company di Indonesia yang menggunakan Kubernetes juga menggunakan Prometheus + Grafana stack.
ELK/EFK Stack (log management): Elasticsearch untuk storage dan search, Logstash/Fluentd untuk ingestion dan processing, Kibana untuk visualisasi. Skill kunci: log parsing dan structuring, index management, query optimization, complex aggregations. Essential untuk centralized logging dari distributed infrastructure. Gojek, Tokopedia, dan major tech companies menggunakan ELK stack untuk log aggregation dari thousands of containers.
Distributed Tracing: Jaeger, Zipkin, OpenTelemetry untuk tracing requests across microservices. Skill kunci: application instrumentation, trace sampling, correlation antara logs/metrics/traces. Fundamental untuk troubleshooting complex microservices architectures. Dengan microservices adoption yang tinggi di Indonesia unicorns, distributed tracing menjadi increasingly important.
APM Tools (Application Performance Monitoring): Datadog (sangat populer di Indonesia), New Relic, Dynatrace, Elastic APM. All-in-one solutions untuk comprehensive application monitoring. Skill kunci: agent configuration, custom metrics, dashboard building, anomaly detection. Datadog khususnya sangat populer di startup dan scale-up Indonesia karena ease of use dan comprehensive features. Traveloka, Dana, dan many tech companies menggunakan Datadog.
Scripting & Programming
DevOps modern harus bisa programming. Ini bukan lagi hanya tentang manual configuration – automation, tool building, dan integration membutuhkan solid programming skills.
Bash/Shell (esensial - 100% lowongan): Script automation, system administration, troubleshooting. Skill kunci: regex, text processing (sed, awk, grep), error handling, best practices (set -e, quoting). Fundamental – impossible melakukan DevOps tanpa solid shell scripting. Setiap DevOps Engineer Indonesia harus expert dalam Bash scripting untuk daily automation tasks.
Python (65% lowongan): Complex automation, DevOps tool development, API integration, data processing. Skill kunci: requests/http clients, argument parsing, logging, testing, virtual environments. Python adalah bahasa paling diminta untuk DevOps – digunakan untuk complex scripts, automation, developing internal tools, interacting dengan cloud APIs. Boto3 (AWS SDK) dan google-cloud library essential untuk cloud automation.
Go (berkembang - 25% lowongan): Developing performant DevOps tools, Kubernetes operators, infrastructure microservices. Docker, Kubernetes, Terraform semuanya ditulis dalam Go. Skill kunci: concurrency, networking, CLI tool building. Go sedang berkembang pesat – valued untuk performance dan cocok untuk DevOps tooling. Beberapa tech companies Indonesia sudah require Go untuk building internal DevOps tools.
Backend language knowledge: Java, Node.js, atau Go untuk kolaborasi efektif dengan development teams. Tidak perlu expert, tapi memahami code sangat membantu dalam debugging dan optimizing pipelines. Di Indonesia, Java masih prevalent di banks dan enterprises, sementara Node.js dan Go dominan di startups.
Top Employer untuk DevOps Engineer di Indonesia
Unicorn & Decacorn Indonesia
Gojek (Jakarta): AWS, GCP, Kubernetes at massive scale, microservices. Gaji Rp250-550 juta. Super-app terbesar di Indonesia dengan infrastructure yang sangat complex. Mengelola thousands of microservices, millions of transactions daily. Excellent untuk belajar large-scale distributed systems. Culture engineering yang kuat, mentorship dari senior engineers, dan challenging technical problems. Gojek infrastructure adalah salah satu yang paling sophisticated di Southeast Asia.
Tokopedia (Jakarta): AWS, EKS, multi-region infrastructure. Gaji Rp240-530 juta. E-commerce leader Indonesia dengan high-traffic platform. Infrastructure menangani millions of users, complex payment systems, logistics integration. Sangat baik untuk expertise dalam high-availability systems, disaster recovery, dan multi-region deployment. Strong DevOps culture dengan heavy automation dan GitOps practices.
Bukalapak (Jakarta): AWS, Kubernetes, e-commerce infrastructure. Gaji Rp230-500 juta. Pioneer Indonesian tech scene dengan mature infrastructure practices. Fokus pada reliability, cost optimization, dan developer productivity. Good work-life balance dan collaborative culture. Opportunity untuk work pada various infrastructure projects dari compute optimization hingga database scaling.
Traveloka (Jakarta): GCP, GKE, data-heavy infrastructure. Gaji Rp250-540 juta. Travel unicorn dengan complex booking systems dan data pipelines. Heavy focus pada data engineering infrastructure, BigQuery optimization, ML infrastructure. Excellent untuk belajar data-intensive systems dan GCP best practices. Strong engineering culture dengan high standards.
Fintech Startups
Fintech adalah sektor paling hot di Indonesia dengan massive investment dan rapid growth. DevOps di fintech challenging karena regulatory compliance, high-security requirements, dan mission-critical infrastructure.
OVO (Jakarta): AWS, Kubernetes, payment infrastructure. Gaji Rp240-520 juta. Leading digital payment platform di Indonesia. Infrastructure critical untuk millions of daily transactions. Fokus pada security, compliance, high-availability. Excellent untuk belajar fintech infrastructure, PCI-DSS compliance, dan secure deployment practices. Challenging tapi rewarding work environment.
Dana (Jakarta): AWS, EKS, microservices. Gaji Rp230-500 juta. Fast-growing digital wallet dengan aggressive expansion. Modern tech stack dengan heavy Kubernetes adoption. Focus on automation, security, dan developer velocity. Good opportunity untuk greenfield projects dan implementing modern DevOps practices from scratch.
Kredivo (Jakarta): AWS, Kubernetes, lending platform. Gaji Rp220-480 juta. Buy-now-pay-later leader di Indonesia. Infrastructure menangani credit scoring, risk assessment, payment processing. Interesting challenges dalam regulatory compliance dan data security. Exposure to ML infrastructure untuk credit models.
Akulaku (Jakarta): Multi-cloud, microservices, regional infrastructure. Gaji Rp210-470 juta. Regional fintech operating di Indonesia, Philippines, Malaysia. Opportunity untuk work on multi-country infrastructure, different regulatory requirements. Good for DevOps yang ingin exposure ke regional operations.
E-commerce & Marketplace
Shopee Indonesia (Jakarta): AWS, Kubernetes, regional infrastructure. Gaji Rp260-560 juta. E-commerce leader di Southeast Asia dengan massive scale. Infrastructure menangani flash sales, millions of concurrent users, complex logistics. Opportunity untuk work with regional teams di Singapore, Thailand, Vietnam. Excellent compensation dan benefits. Very challenging environment dengan high-performance expectations.
Lazada Indonesia (Jakarta): AWS, Kubernetes, Alibaba Cloud integration. Gaji Rp240-530 juta. Part of Alibaba Group dengan exposure ke Chinese tech practices. Infrastructure challenges dari flash sales, promotional events, payment integration. Opportunity to learn from Alibaba's engineering practices dan cloud technologies.
Blibli (Jakarta): Multi-cloud, microservices. Gaji Rp220-490 juta. Indonesian e-commerce dengan omnichannel strategy. Infrastructure supporting online dan offline integration, inventory management, logistics. Good balance of work dan culture. Opportunity untuk implement modern practices dalam traditional Indonesian company.
Tech Companies & Startups
Tiket.com (Jakarta): GCP, Kubernetes, travel platform. Gaji Rp210-470 juta. Travel booking platform dengan complex integrations. Infrastructure menangani third-party APIs, payment gateways, real-time booking. Good untuk learning integration-heavy systems.
Halodoc (Jakarta): AWS, Kubernetes, healthtech platform. Gaji Rp220-480 juta. Leading healthtech di Indonesia. Infrastructure challenges dari telemedicine, pharmacy delivery, health records. Strong focus on security dan compliance (healthcare data). Meaningful work improving healthcare access.
Ruangguru (Jakarta): AWS, Kubernetes, edtech platform. Gaji Rp200-450 juta. Leading edtech dengan millions of students. Infrastructure untuk video streaming, interactive learning, assessments. Challenges dari peak usage (after school hours), content delivery, live classes. Social impact dari improving education access.
Multinational & Global Companies
Banyak multinational companies memiliki engineering teams di Indonesia untuk cost efficiency dan access ke talent pool. Often membayar dalam USD atau SGD dengan compensation sangat kompetitif.
Google Indonesia (Jakarta): GCP, Kubernetes, SRE practices. Gaji USD $70,000-$120,000 (Rp1.05-1.8 miliar). Google engineering culture, excellent learning opportunities, cutting-edge technologies. Proses hiring sangat kompetitif tapi world-class environment.
Amazon (Jakarta): AWS, large-scale infrastructure. Gaji USD $65,000-$110,000 (Rp980 juta-1.65 miliar). Work on AWS services atau Amazon operations. Strong engineering culture, high standards, excellent career progression.
Microsoft Indonesia (Jakarta): Azure, enterprise infrastructure. Gaji USD $60,000-$105,000 (Rp900 juta-1.58 miliar). Azure infrastructure, enterprise clients. Good untuk learning enterprise-scale operations dan Microsoft technologies.
Sea Group (Regional Remote): AWS, Kubernetes, regional infrastructure. Gaji SGD $80,000-$140,000 (Rp900 juta-1.58 miliar). Parent company of Shopee dengan operations across Southeast Asia. Remote opportunities untuk Indonesian DevOps working on regional projects.
Banks & Financial Services
Traditional banks di Indonesia sedang massive digital transformation, creating demand untuk DevOps expertise. Compensation kompetitif dengan excellent job stability.
Bank BCA (Jakarta): Multi-cloud, hybrid infrastructure. Gaji Rp200-450 juta. Largest private bank di Indonesia dengan ongoing digital transformation. Infrastructure modernization projects, cloud migration, microservices adoption. Stable employment, good benefits, opportunity untuk modernize legacy systems.
Bank Mandiri (Jakarta): Azure, hybrid cloud. Gaji Rp190-430 juta. State-owned bank dengan large-scale infrastructure. Cloud migration projects, modernization initiatives. Good for learning enterprise security dan compliance in banking.
Kesimpulan
Setelah 4 tahun jadi DevOps Engineer di Indonesia, gue bisa bilang dengan yakin: this is one of the best tech careers right now. Gaji Rp160-450 juta+/tahun (senior di unicorn bisa tembus Rp600 juta+ atau USD equivalent), teknologi modern yang constantly evolving (Kubernetes, cloud-native, microservices), demand yang tinggi banget (5.000+ posisi), dan career path yang jelas menuju SRE, Platform Engineering, atau Cloud Architecture.
Pasar Indonesia lagi di sweet spot: mature enough tapi masih strong growth phase. Companies invest massively di cloud transformation (migration dari on-premise), infrastructure modernization, dan Kubernetes adoption. Ini create amazing opportunities untuk DevOps di semua levels – dari junior yang baru mulai, sampe senior yang cari complex technical challenges dan leadership roles.
Jakarta masih main hub (55% posisi), tapi dengerin – Bandung, Surabaya, Yogyakarta makin seru. Plus, 70% tech companies sekarang offer hybrid atau fully remote. Temen gue kerja remote dari Bali buat company Jakarta, dapat gaji Rp380 juta/tahun sambil literally surfing every morning. Some Indonesian DevOps even work remotely buat Singapore atau international companies dengan USD salaries. Options banyak banget!
Kalau lo mau mulai: invest 12-18 bulan dedicated study (Linux, Docker, Kubernetes, one cloud platform), build portfolio projects di GitHub (deploy something real, document it well), dapatkan 1-2 certifications (AWS SA Associate, CKA – ini significantly boost chances lo), dan networking di LinkedIn plus local tech communities. First job memang challenging, tapi once lo masuk, progression rapid dan opportunities abundant. Indonesian tech ecosystem growing crazy fast dengan continuous unicorn creation dan startup funding.
Future DevOps di Indonesia sangat bright. Evolution towards Platform Engineering, FinOps (cost optimization), GitOps, AI/ML infrastructure, dan regional expansion creating new specialized roles dengan gaji premium. Indonesia positioning sebagai Southeast Asia tech hub – banyak regional companies place infrastructure teams here. Market masih undersupplied dengan qualified DevOps talent, creating excellent leverage buat professionals yang punya right skills. Ini literally one of the best times untuk enter atau advance dalam DevOps career di Indonesia. DO IT!
Frequently Asked Questions
Answers to the most common questions about this topic